Minggu, 24 Desember 2017

Dasar Negara


A. Proses Perumusan Pancasila
Pancasila adalah dasar negara kita. Pancasila merupakan lima sila yang berisi tentang nilai-nilai tata kehidupan masyarakat Indonesia yang telah diyakini kebenarannya sebagai pedoman dan pandangan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pancasila sebagai pedoman tingkah laku yang perlu diyakini dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Perumusan sila-sila dalam Pancasila mengalami proses yang panjang. Para pendiri bangsa telah berusaha untuk merumuskan landasan yang kokoh pada negara tercinta ini. Kita sebagai warga negara berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan.Untuk itu, kini harus mengerti nilai-nilai juang dalam proses perumusannya.

Apakah Fungsi Pancasila?
Secara garis besar fungsi Pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan dasar negara. Fungsi ini Pancasila sebagai pandangan hidup, antara lain:
1. Pancasila sebagai petunjuk arah dari tujuan yang hendak dicapai.
2. Sebagai pedoman atau pegangan di dalam menghadapi dan memecahkan masalah.
3. Sebagai sumber moral karena Pancasila merupakan penuntun sikap dan tingkah laku.
Fungsi Pancasila sebagai dasar negara, antara lain :
1. Pancasila sebagai jiwa dan semangat kepribadian bangsa Indonesia.
2. Pancasila sebagai pegangan luhur bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai ideologi

Pada zaman Kerajaan Majapahit mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk, terbitlah buku Negara Kertagama karangan Empu Prapanca dan Buku Sutasoma karangan Empu Tantular. Dalam buku Negara Kertagama memuat istilah Pancasila dan Buku Sutasoma memuat istilah Bhinneka Tunggal Ika dan Pancasila dari bahasa Sansekerta. Bhinneka Tunggal Ika artinya walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua. Istilah Pancasila berasal dari kata Panca artinya lima, sila berarti asas, dasar atau sendi.

Pada tanggal 1 Maret 1945 dibentuk BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai oleh Dr. Radjiman Widyodiningrat. Langkah yang diambil BPUPKI pada tanggal 29 Mei s.d. 1 Juni 1945 bersidang untuk membahas tentang dasar negara bagi suatu negara yang merdeka. Gagasan yang timbul dari 3 (tiga) tokoh, yaitu Mr. Muhammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Dr. Soepomo. Gagasan ketiga tokoh tersebut adalah :

1. Mr. Muhammad Yamin, menyampaikan pada tanggal 29 Mei 1945.
Rumusan rancangan dasar negaranya adalah sebagai berikut:
a. Perikebangsaan,
b. Perikemanusiaan,
c. Periketuhanan,
d. Perikerakyatan
e. Perikesejahteraann rakyat.
2. Mr. Soepomo, menyampaikan pada tanggal 31 Mei 1945.
Rumusan rancangann dasar negarannya adalah sebagai berikut:
a. Persatuan,
b. Kekeluargaan,
c. Keseimbangan lahir dan batin,
d. Musyawarah,
e. Keadilan sosial.
3. Ir. Soekarno, mengusulkan gagasan. Dasar negara Indonesia pada tanggal 1   Juni 1945.
Gagasan itu diberi nama Pancasila. Rumusan dasar negaranya adalah sebagai berikut:
a. Kebangsaan Indonesia,
b. Internasionalisme atau perikemanusiaan,
c. Mufakat atau Demokrasi,
d. Kesejahteraan sosial,
e. Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada sidang pertama BPUPKI, dibentuklah panitia yang beranggotakan 9 orang. Panitia tersebut diberi nama untuk Panitia Sembilan. Tugas Panitia Sembilan merumuskan rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar. Pada tanggal 22 Junj 1945, panitia sembilan berhasil merumuskan Rancangan Pembukaan UUD yang dikenal dengan istilah Piagam Jakarta. Di dalam alinea IV Piagam Jakarta, terdapat rumusan Pancasila yang berbunyi:
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam  bagi pemeluk-pemeluknya.
2. Kemmanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan kemudian dibentuklah PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) yang diketuai oleh Ir. Soekarno. Pada tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengadakan sidang yang menghasilkan:
1. Mengesahkan UUD 1945.
2. Mengangkat Ir. Soekarno sebagai Presidin RI dan Drs. Mohammad Hatta sebagai wakil Presiden RI.
3. Untuk sementara waktu tugas presiden dibantu oleh sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang diketuai oleh Kasman Singodomedjo.
Sebelum pengesahan UUD 1945, rumusan dasar negara mengalami perubahan, yaitu pada sila pertama dalam Piagam Jakarta menjadi :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Nilai Juang Proses Perumusan Pancasila
Pada tanggal 29 Mei 1945, BPUPKI mengadakan sidang yang pertama untuk merumuskan dasar negara. Tokoh-tokoh yang terlibat dalam perumusan dasar negara adalah Mr. Muhammad Yamin, Mr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Proses perumusan dasar negara memiliki nilai sangat besar dan penting bagi bangsa Indonesia. Makna perjuangan bangsa Indonesia sebagai pendiri bangsa dan membentuk bangsa yang merdeka yang lepas dari penjajahan dan bebas dari campur tangan bangsa lain.

Beberapa nilai yang perlu diteladani para generasi muda adalah :
1.     Suatu keinginan untuk menjadi negara yang merdeka.
2.     Sikap rela berkorban untuk untuk kepentingan bangsa dan negara.
3.     Sikap cinta tanah air dan bangsa.
4.     Menjunjung tinggi sikap persatuan dan kesatuan.
5.     Keinginan untuk membangun demi kemajuan bangsa dan negara.
6.     Perasaan senasib dan sepenanggungan demi kepentingan bersama.

Beberapa hal yang perlu dimengerti dan diamalkan tentang bangsa Indonesia adalah :
1.     Dasar negara kita adalah Pancasila.
2.     Lambang negara kita adalah Burung Garuda Pancasila.
3.     Semboyannya Bhinneka Tunggal Ika.
4.     Bendera negar kita Sang Merah Putih.
5.     Bentuk pemerintahan adalah republik.
6.     Mata uangnya Rupiah.
7.     Ibu kota negara dalah Jakarta.
8.     Hukum tertinggi secara tertulis adalah UUD 1945.

Nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila, antara lain :
1.     Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, antara lain :
a.     Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b.     Hormat-menghormati antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan.
c.      Saling menhormati dan bekerjasama antar pemeluk agama dan penganut kepercayaan.
d.     Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain.
Sila ini berperan sebagai dasar moral bangsa Indonesia.
2.     Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, antara lain :
a. Mengakui persamaan derajat antarmanusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepo slira.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya bagian dari umat manusia di dunia, mereka perlu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa-bangsa lain.
3.     Sila Persatuan Indonesia, antara lain :
a. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Mengembangkan sikap rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c.  Sikap cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia.
e.  Memajukan pergaulan demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
4.     Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, antara lain :
a. Mengutamakan kepentingan bersama dalam mengambil suatu keputusan.
b. Tidak memaksakan suatu kehendak ddalam bermusyawarah.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil suatu keputusan.
d.  Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa.
e. Pengambilan keputusan harus diliputi oleh akal sehat dan hati nurani yang luhur.
f. Pelaksanaan hasil musyawarah harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
5.     Sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia, antara lain :
a. Sikap menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Bersikap adil.
d. Suka memberikan pertolongan kepada orang lain.
e. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain.
f. Tidak bersikap boros dan mengembangkan sikap hidup sederhana.
g. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan orang lain.
h. Suka bekerja keras
i. Menghargai hasil karya orang lain.
j. Berusaha secara bersama-sama untuk mewujudkan keadilan sosial yang merata.


*Sumber Buku : Modul Pengayaan Pendamping Materi PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN VI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Persatuan dan Kesatuan

A. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila Pancasila dijadikan sebagai dasar negara merupakan suatu kesepakatan atau perjanj...